Pentingnya Uji Keamanan Listrik untuk Keselamatan Pengguna
Uji keamanan listrik penting untuk memastikan bahwa alat-alat listrik yang beredar di pasaran efektif secara fungsional. Alat-alat ini juga harus aman dan mematuhi standar keselamatan yang berlaku. Mereka tidak boleh menimbulkan bahaya bagi pengguna. Produsen harus bertanggung jawab untuk memastikan produk yang mereka buat aman terhadap bahaya sengatan listrik.
Setiap kelas perlindungan memiliki persyaratan keamanan yang harus dipenuhi oleh alat tersebut. Uji keamanan listrik meliputi berbagai tes pada alat-alat listrik. Tes ini memastikan apakah alat tersebut memenuhi standar keamanan. Standar ini ditetapkan sesuai dengan kelas perlindungan yang dipilih. Pengujian ini melibatkan berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut termasuk insulasi, tahanan listrik, suhu, dan grounding (untuk kelas I). Faktor-faktor keamanan lainnya sesuai dengan kelas perlindungan tersebut.
Secara umum, klasifikasi kelas perlindungan dan persyaratan keamanan listrik mengacu pada standar internasional. Standar ini dikeluarkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC) dan diadopsi oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) Indonesia. Beberapa kelas perlindungan yang umumnya digunakan di Indonesia adalah:
- Kelas I (Protective Earth / Grounding): Alat-alat dalam kelas ini memiliki sistem grounding. Sistem ini mengalirkan arus ke tanah jika terjadi kebocoran arus listrik. Ini termasuk peralatan besar seperti kulkas dan mesin cuci. Peralatan rumah tangga ini menggunakan grounding untuk melindungi pengguna dari risiko kejutan listrik.
- Kelas II (Double Insulation): Alat-alat dalam kelas ini memiliki lapisan ganda perlindungan insulasi, sehingga tidak memerlukan sistem grounding. Contoh termasuk lampu meja, pengisian ponsel, dan peralatan elektronik portabel lainnya.
- Kelas III (Safety Extra Low Voltage): Alat-alat dalam kelas ini dirancang untuk tegangan ekstra rendah. Mereka dilengkapi dengan transformator pemisah. Ini untuk mengurangi risiko kejutan listrik. Ini termasuk peralatan medis atau laboratorium yang memerlukan perlindungan tambahan.
Kelas perlindungan listrik memengaruhi jenis pengujian keamanan yang harus dilakukan pada alat listrik. Hasil pengujian ini akan menentukan apakah alat tersebut aman digunakan oleh pengguna. Hal ini sesuai dengan kelas perlindungan yang ditetapkan.
Kenapa melakukan uji keamanan listrik?

Tujuan utama melakukan uji keamanan listrik adalah memastikan produk tidak akan menimbulkan bahaya sengatan listrik. Sedangkan pada proses produksi, uji keamanan listrik dapat digunakan untuk mendeteksi cacat pengerjaan dan mencegah kesalahan pemasangan komponen maupun harness. Identifikasi masalah produksi sebelum produk terkirim dengan uji keamanan listrik dapat mencegah timbulnya biaya tambahan. Biaya tambahan ini bisa muncul akibat penarikan/recall dan/atau tuntutan pertanggung-jawaban produk.
Bahaya sengatan listik
Listrik memiliki efek yang berbeda pada tubuh manusia tergantung pada besarnya arus listrik yang mengalir ke tubuh. Terdapat tiga fenomena yang dapat terjadi ketika arus listrik mengalir melalui jaringan biologis yaitu:
- stimulasi listrik pada jaringan saraf dan otot
- pemanasan resistif pada jaringan.
- luka bakar elektrokimia dan kerusakan jaringan
Tubuh manusia rata-rata memiliki resistansi sekitar 1000 hingga 1500 ohm. Lapisan luar kulit memberikan persentase terbesar dari hambatan listrik tubuh. Kulit memiliki tegangan tembus. Pada tegangan ini, kulit berhenti bertindak seperti resistor. Hanya jaringan tubuh dengan resistensi lebih rendah yang tersisa untuk menghambat aliran arus dalam tubuh. Bagian tubuh yang paling baik menghantarkan listrik adalah pembuluh darah dan saraf.
Efek Fisiologis sengatan listrik
Efek fisiologis sengatan listrik merujuk pada ambang batas atau perkiraan nilai rata-rata untuk setiap dampak yang dialami manusia. Hal ini mulai dari sensasi kesemutan hingga luka bakar yang serius.
- Threshold of perception, rentang 0mA hingga 0.9mA belum ada pengaruh terhadap tubuh.
- Let-go Current, rentang 0.9mA hingga 1.2mA mulai terasa adanya aliran arus listrik tetapi tidak menimbukan kejang pada otot.
- Rentang 1.2mA sampai dengan 5mA tangan mulai terasa kaku dan kesemutan.
- Rentang 6mA hingga 30mA timbul rasa sakit dan otot tidak sanggup melepaskan penghantar.
- Rentang 30mA hingga 150mA timbul rasa sakit yang luar biasa, gangguan pernapasan, fibrilasi ventrikel dan kemungkinan kematian. Pada arus 10 Ampere terjadi henti jantung dan luka bakar yang parah.

Gambar di atas menunjukkan ambang batas atau perkiraan nilai rata-rata untuk setiap dampak yang dialami manusia dengan berat 70 kg. Nilai ini berlaku untuk paparan arus 60 Hz selama 1 hingga 3 detik. Arus diterapkan melalui kabel tembaga yang dipegang oleh tangan. (John G. Webster, 1997)

Kontak dengan bagian rendah tegangan yang memiliki potensial yang sama dengan ground tidak menyebabkan sengatan listrik. Hal ini dikarenakan tidak ada beda potensial sehingga tidak ada arus yang mengalir dari rangkaian ke pengguna. Sebaliknya, jika pengguna menyentuh bagian tinggi tegangan, maka ada beda potensial antara rangkaian dan pengguna. Arus mengalir dari rangkaian ke pengguna. Kondisi ini menyebabkan sengatan listrik.

Secara teori sistem terisolasi lebih aman. Sisi rendah pada sumber tegangan tidak terhubung langsung dengan ground. Oleh karena itu, kontak di titik manapun pada rangkaian tidak menyebabkan sengatan listrik. Bahaya sengatan listrik akan terjadi jika pengguna terhubung dengan dua titik pada rangkaian.
Apa acuan melakukan uji keamanan listrik ?
Dalam melakukan uji keamanan listrik, penting untuk mengacu pada standar yang berlaku. Pastikan bahwa peralatan pengujian dan prosedur pengujian sesuai dengan standar tersebut. Hal ini akan membantu dalam memastikan bahwa peralatan listrik atau sistem listrik aman digunakan oleh pengguna. Berikut beberapa standard yang dapat digunakan sebagai acuan uji keamanan listrik:
- SNI IEC 60335-1:2010 Piranti listrik rumah tangga dan sejenis – Keselamatan – Bagian 1: Persyaratan umum; Standard ini berkaitan dengan peralatan rumah tangga dan peralatan serupa
- SNI IEC 60601-1:2014 Perangkat elektromedik– Bagian 1: Persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensial (IEC 60601-1: 2005, IDT); Standard yang berkaitan dengan keselamatan perangkat elektromedis
- SNI IEC 60598–1:2016 Luminer – Bagian 1: Persyaratan umum dan pengujian (IEC 60598-1:2014, IDT): Merupakan standard yang terkait dengan keselamatan lampu dan peralatan penerangan
Bagaimana cara menguji keselamatan listrik?
Secara umum terdapat empat metoda dalam melakukan pengujian keselamatan listri yaitu:
- Hipot Test (Dielectric Voltage Withstand)
- Insulation Resistance Test
- Ground Protection Test
- Leakage Current Test
1. High Potential Test (Hi-pot Test)
Pengujian keamanan listrik dengan metode hipot (hipot test) adalah salah satu metode yang umum. Metode ini digunakan untuk menguji kekuatan insulasi peralatan atau sistem listrik. Hipot adalah kependekan dari “high potential” atau “high voltage”.
Tujuan dari pengujian hipot adalah untuk menentukan apakah insulasi listrik dari peralatan atau sistem tersebut cukup kuat. Hal ini untuk memastikan insulasi dapat menahan tegangan yang tinggi. Ini juga mencegah terjadinya kebocoran arus. Hubungan arus yang tidak diinginkan dapat dihindari.
Proses pengujian hipot melibatkan pemberian tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan nominal peralatan atau sistem listrik. Tegangan yang diberikan biasanya jauh melebihi tegangan yang mungkin dialami selama operasi normal.
1.1 Tujuan
- Memastikan keandalan insulasi : Pengujian ini bertujuan untuk menjamin bahwa insulasi peralatan atau sistem listrik mampu menahan tegangan tinggi. Tidak ada kebocoran arus yang signifikan. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa peralatan atau sistem tersebut aman dan dapat dioperasikan dengan baik.
- Mendeteksi cacat atau kegagalan insulasi: Pengujian Winstand membantu dalam mendeteksi cacat atau kegagalan insulasi. Cacat yang dapat dideteksi termasuk retak, kelembaban, atau pencemaran. Kondisi ini dapat menyebabkan arus bocor atau hubungan arus pendek. Dengan menguji peralatan atau sistem dengan tegangan yang tinggi, cacat insulasi dapat terungkap.
- Menjamin keselamatan pengguna: Pengujian hipot penting untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem listrik yang digunakan tidak membahayakan pengguna. Dengan menguji insulasi dengan tegangan tinggi, risiko kejadian seperti kebocoran arus pendek yang berpotensi menyebabkan kejutan listrik atau kebakaran dapat diidentifikasi dan dicegah
Jika insulasi dapat menahan tegangan tinggi untuk waktu yang singkat, maka akan aman pada saat pengoperasian dengan menggunakan tegangan nominalnya
1.2 Indikasi
- Peralatan baru: Pengujian dilakukan pada peralatan baru sebelum digunakan. Hal ini untuk memastikan bahwa insulasi peralatan sudah terpasang dengan baik. Peralatan juga harus memenuhi standar keamanan yang berlaku.
- Pemeliharaan rutin: Pengujian Winstand dapat dilakukan secara berkala. Ini adalah bagian dari pemeliharaan rutin. Tujuannya untuk memeriksa kondisi insulasi dari waktu ke waktu. Hal ini membantu mendeteksi perubahan atau penurunan kualitas insulasi seiring penggunaan atau penuaan peralatan.
- Standar industri atau persyaratan spesifik: Beberapa standar mungkin mengharuskan pengujian Winstand. Ini dapat menjadi bagian dari persyaratan keamanan tertentu atau kualitas tertentu. Sebagai contoh, peralatan medis mungkin memerlukan pengujian Winstand secara berkala. Ini sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Peralatan listrik yang digunakan di lingkungan industri tertentu juga mungkin memerlukannya.
1.3 Metode
Tegangan tinggi dikenakan ke konduktor listrik (LINE dan NETRAL). HIPOT return point terhubung ke sasis logam sehingga terbentuk kapasitor di mana insulasi produk adalah bahan dielektrik. Hipot mengukur arus bocor yang dihasilkan yang mengalir melalui insulasi (direpresentasikan sebagai kapasitor antara main dan ground)
Setiap perangkat menghasilkan tingkat kebocoran arus yang kecil akibat adanya tegangan dan kapasitansi internal di dalam produk. Dalam kondisi normal tidak cukup besar untuk dirasakan manusia. Dielectric Brekadown (kerusakan dielektrik) atau kerusakan insulasi dapat menyebabkan kebocoran arus yang berlebihan. Arus bocor maksimal tergantung pada tegangan uji. Arus bocor bervariasi tergantung pada produk yang diuji.

1.4 Parameter Pengujian
HIPOT TEST | KRITERIA |
PERSYARATAN IEC 60355-1: Tegangan Uji untuk kelas 0 dan I = 1250VAC Tegangan Uji untuk kelas II = 1750VAC Waktu uji 5 detik ramp-up, 60 detik dwell | LULUS: Tidak ada breakdown pada insulasi produk GAGAL: Breakdown pada insulasi produk |
PERSYARATAN IEC 60598-1: Tegangan Uji = 1000VAC untuk lampu pijar Tegangan Uji = 1000VAC + 2 * tegangan nominal untuk jenis lampu lainnya Waktu uji = 60 detik Catatan: jika DUT menggunakan pelindung (enclosure) non-konduktif, gunakan metal foil sebagai media untuk return point. | LULUS: Tidak ada breakdown pada insulasi produk GAGAL: Breakdown pada insulasi produk |
PERSYARATAN IEC 60601-1: Tegangan Uji = tergantung pada tegangan puncak DUT (lihat table 6 dan 7 pada dokumen standard) Waktu uji 10 detik ramp-up, 60 detik dwell, 10 detik ramp-down Diuji pada frequensi 50Hz, 60Hz atau equivalent DC (1,414*tegangan uji AC) Catatan: jika DUT menggunakan pelindung (enclosure) non-konduktif, gunakan metal foil sebagai media untuk return point. | LULUS: Tidak ada breakdown pada insulasi produk GAGAL: Breakdown pada insulasi produk |
- Tegangan pengujian: Nilai tegangan tinggi yang diterapkan pada peralatan atau sistem selama pengujian. Tegangan ini biasanya ditentukan oleh standar atau persyaratan yang berlaku.
- Waktu pengujian: Durasi penerapan tegangan tinggi pada peralatan atau sistem selama pengujian. Waktu pengujian ini dapat bervariasi tergantung pada persyaratan dan karakteristik peralatan yang diuji.
- Batas arus bocor: Nilai arus yang diizinkan selama pengujian. Jika arus bocor melebihi batas yang ditentukan, maka insulasi dianggap tidak memenuhi persyaratan dan peralatan mungkin dinyatakan gagal dalam pengujian.

2. Insulation Resistance Test
Insulation Resistance Test atau pengujian tahanan insulasi adalah salah satu pengujian. Pengujian dilakukan pada sistem listrik atau peralatan listrik. Ini memastikan bahwa insulasi di antara konduktor-konduktor listrik cukup kuat. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya hubungan arus pendek atau kebocoran listrik.
2.1 Tujuan
- menentukan apakah insulasi dalam sistem atau peralatan listrik masih berfungsi dengan baik atau mengalami kerusakan.
- Membantu mengidentifikasi adanya masalah insulasi. Ini termasuk kerusakan fisik, kelembaban, atau pencemaran. Faktor-faktor ini dapat mengurangi kemampuan insulasi untuk mencegah arus bocor.
2.2 Indikasi
- Peralatan yang baru dipasang: Pengujian ini umumnya dilakukan pada peralatan baru sebelum dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa insulasi sudah terpasang dengan baik. Selain itu, untuk memastikan tidak ada masalah yang mungkin timbul seiring penggunaan.
- Pemeliharaan rutin: Pengujian tahanan insulasi dilakukan secara berkala. Ini adalah bagian dari pemeliharaan rutin. Tujuannya untuk memantau kondisi insulasi dari waktu ke waktu. Dengan demikian, pengujian tahanan insulasi dapat mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi seiring dengan penggunaan atau penuaan peralatan.
- Gangguan atau kerusakan sebelumnya: Jika ada gangguan atau kerusakan sebelumnya pada sistem listrik, pengujian tahanan insulasi dapat dilakukan. Langkah ini berguna untuk memeriksa apakah insulasi telah mengalami kerusakan. Langkah ini juga dapat memeriksa penurunan performa.
2.3 Metode
Pada dasarnya, metode pengujian insulation resistance test ini melibatkan pengukuran resistansi insulasi. Pengujian dilakukan dengan menerapkan tegangan tinggi pada insulasi peralatan atau sistem listrik yang diuji. Kita dapat membandingkan nilai resistansi yang diukur dengan nilai ambang batas yang ditetapkan. Dengan cara ini, kita menentukan apakah insulasi dalam keadaan baik atau memerlukan perbaikan.
Megohmmeter akan mengirimkan tegangan tinggi ke insulasi dan mengukur resistansi insulasi . Pengujian dilakukan dengan mengaplikasikan tegangan DC dengan nilai yang telah ditentukan selama periode waktu tertentu. Tegangan yang diterapkan biasanya cukup tinggi, seperti dalam rentang kV (kilovolt), tergantung pada peralatan atau sistem yang diuji.
Nilai resistansi insulasi yang terukur akan dibandingkan dengan nilai ambang batas yang ditetapkan untuk sistem atau peralatan tertentu. Jika nilai resistansi insulasi tinggi (melebihi batas yang ditetapkan), itu menunjukkan bahwa insulasi dalam keadaan baik.Namun, jika nilai resistansi insulasi rendah (di bawah batas yang ditetapkan), itu menunjukkan adanya masalah insulasi yang perlu ditangani.

2.4 Parameter Pengujian
- Resistansi insulasi : Ini adalah parameter utama yang diukur dalam pengujian. Nilai resistansi insulasi yang tinggi menunjukkan insulasi yang baik, sedangkan nilai yang rendah menunjukkan adanya masalah insulasi .
- Tegangan pengujian: Tegangan yang diterapkan pada insulasi selama pengujian. Tegangan biasanya ditentukan berdasarkan standar atau spesifikasi yang berlaku untuk sistem atau peralatan yang diuji.
- Waktu pengujian: Waktu di mana tegangan diterapkan pada insulasi selama pengujian. Nilai waktu pengujian juga ditentukan berdasarkan standar atau spesifikasi yang relevan.
- Nilai ambang batas: Nilai resistansi insulasi yang harus dipenuhi untuk memastikan kinerja yang baik dari sistem atau peralatan. Nilai ambang batas ini ditentukan berdasarkan standar industri atau rekomendasi produsen.
3. Ground Protection Test
Pengujian Ground Protection Test atau Ground Bond Test adalah metode pengujian resistansi ground yang dilakukan pada peralatan listrik. Pengujian ini memastikan bahwa koneksi ground atau rangkaian ground pada peralatan tersebut memiliki resistansi yang rendah. Ini juga memastikan dapat menyediakan jalur yang aman untuk arus ground. Tujuan utama dari pengujian ini adalah untuk memverifikasi bahwa sistem grounding pada peralatan memenuhi standar keamanan yang berlaku.
3.1 Tujuan
- Memastikan keselamatan pengguna: Pengujian ini bertujuan untuk memverifikasi bahwa sambungan ground pada peralatan memiliki resistansi rendah. Dengan resistansi rendah, arus ground dapat mengalir dengan aman saat terjadi hubungan ground pada peralatan tersebut. Hal ini membantu mencegah bahaya kejutan listrik yang dapat membahayakan pengguna.
- Memenuhi persyaratan standar: Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan memenuhi persyaratan standar keamanan. Persyaratan tersebut ditetapkan oleh lembaga standar atau hukum yang berlaku di bidang elektrik.
3.2 Indikasi
- Peralatan baru: Pengujian Ground Protection Test umumnya dilakukan pada peralatan baru sebelum digunakan. Ini memastikan bahwa koneksi ground atau sambungan ground pada peralatan tersebut memenuhi persyaratan keamanan.
- Pemeliharaan rutin: Pengujian ini dapat dilakukan secara berkala. Ini merupakan bagian dari pemeliharaan rutin. Hal ini bertujuan untuk memeriksa kondisi sambungan ground pada peralatan dari waktu ke waktu.
3.3 Metode
- Instrumen pengujian akan mengalirkan arus ke rangkaian ground dan mengukur resistansi sambungan ground.
- Mengukur drop tegangan di seluruh rangkaian gound dan menghitung resistansi rangkaian. Jika resistansi rangkaian ground berada di bawah batas yang ditetapkan, peralatan dianggap lulus pengujian.
- Pengukuran ground bond test biasanya menggunakan metode 4-wire untuk menghindari kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh resistansi kabel pengujian. Dalam metode 4-wire, dua kabel digunakan untuk mengalirkan arus ke rangkaian ground. Dua kabel lainnya digunakan untuk mengukur tegangan jatuh pada rangkaian ground. Dengan demikian, pengukuran resistansi ground bond dapat dilakukan secara akurat.

3.4 Parameter Pengujian
GROUND BOND TEST | KRITERIA |
PERSYARATAN IEC 60355-1: Arus Uji = 10 A Tegangan tanpa beban <= 12 VAC atau VDC | LULUS: Impedansi grounding untuk produk dengan kabel cord terpasang <= 200 mOhm Impedansi grounding untuk produk tanpa kabel cord <= 100 mOhm |
PERSYARATAN IEC 60598-1: Arus Uji = 30 A Tegangan tanpa beban <= 12 VAC atau VDC | LULUS: Impedansi grounding <= 100 mOhm |
PERSYARATAN IEC 60601-1: Arus Uji = 30 A Tegangan tanpa beban <= 12 VAC atau VDC | LULUS: Impedansi grounding <= 100 mOhm |
- Resistansi ground bond: Ini adalah parameter utama yang diukur dalam pengujian ini. Nilai resistansi ground bond yang rendah menunjukkan resistansi rendah pada rangkaian ground. Ini memastikan jalur yang aman untuk arus ground.
- Batas resistansi ground bond: Nilai resistansi yang ditetapkan oleh standar keamanan atau persyaratan yang berlaku. Batas ini menentukan apakah resistansi ground bond peralatan memenuhi persyaratan keamanan atau tidak.
4. Leakage Current Test
Leakage Current Test adalah pengujian yang digunakan untuk mengukur arus kebocoran yang mengalir melalui insulasi peralatan listrik atau sistem listrik. Tujuan utama dari pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa arus kebocoran yang melewati insulasi peralatan berada dalam batas aman. Pengujian ini juga memastikan bahwa arus tersebut memenuhi standar keamanan yang berlaku.
4.1 Tujuan
- Memastikan keamanan pengguna: Pengujian ini bertujuan untuk memverifikasi bahwa tingkat arus kebocoran melalui insulasi peralatan berada dalam batas yang aman. Ini memastikan tidak ada bahaya bagi pengguna. Hal ini membantu mencegah kejutan listrik atau bahaya lainnya yang dapat timbul akibat arus kebocoran yang berlebihan.
- Memenuhi persyaratan standar: Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan memenuhi persyaratan standar keamanan. Standar tersebut ditetapkan oleh lembaga standar atau hukum yang berlaku di bidang elektrik.
4.2 Indikasi
- Peralatan baru: Pengujian Leakage Current Test umumnya dilakukan pada peralatan baru sebelum digunakan. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa tingkat arus kebocoran melalui insulasi peralatan masih dalam batas yang aman.
- Pemeliharaan rutin: Pengujian ini dapat dilakukan secara berkala. Ini adalah bagian dari pemeliharaan rutin untuk memastikan bahwa tingkat arus kebocoran masih berada dalam batas yang aman seiring waktu.
4.3 Metode
- Instrumen pengujian akan mengukur arus kebocoran yang mengalir melalui insulasi peralatan.
- Kebocoran arus diukur melalui human body impedance network atau disebut sebagai perangkat pengukuran (MD, measuring device).
- Human body impedance network (MD) dirancang untuk mensimulasikan impedansi dari tubuh manusia dalam berbagai kondisi
- Pengukuran dilakukan dalam kondisi normal dan kondisi kegagalan tunggal
- Kondisi kegagalan tunggal digunakan untuk mensimulasikan skenario terburuk (worse case scenarios)
- Terdapat dua mode kegagalan tunggal yaitu netral terbuka dan ground terbuka
- Pengujian ini biasanya dilakukan dengan mengaplikasikan tegangan rendah yang aman pada peralatan dan mengukur arus yang mengalir melalui insulasi .
- Jika arus kebocoran yang diukur oleh instrumen pengujian berada di bawah batas yang ditetapkan, peralatan dianggap lulus pengujian


4.4 Parameter Pengujian
LEAKAGE CURRENT TEST | KRITERIA |
PERSYARATAN : Diuji pada kondisi normal (normal condition, NC) dan kondisi kegagalan tunggal (single fault condition, SFC) Tegangan uji = 110% tegangan nominal (rated voltage) DUT Frequesi uji sama dengan frekuensi tegangan nominal DUT | LULUS: Earth leakage current <= 5 mA (NC) atau 10mA (SFC) Touch Current <= 100 uA (NC) atau 500 uA (SFC) Patient Leakage Current (lihat tabel pada dokumen standard) |
- Arus kebocoran merupakan parameter utama yang diukur dalam pengujian. Nilai arus kebocoran yang rendah menunjukkan bahwa arus yang mengalir melalui insulasi peralatan tetap dalam batas yang aman.
- Batas arus kebocoran: Nilai arus yang ditetapkan oleh standar keamanan atau persyaratan yang berlaku. Batas ini menentukan apakah arus kebocoran peralatan memenuhi persyaratan keamanan atau tidak.
Referensi
- https://www.psma.com/ul_files/forums/safety/estguide2.pdf
- https://vitrek.com/library/WP1118.pdf
- Tavakoli Golpaygani A, Movahedi MM, Reza M. A Study on Performance and Safety Tests of Electrosurgical Equipment. J Biomed Phys Eng. 2016 Sep 1;6(3):175-182. PMID: 27853725; PMCID: PMC5106550.
- Fluke Biomedical, “Introduction To Electrical Safety Testing part I: white paper”, www.flukebiomedical.com, https://www.flukebiomedical.com/sites/default/files/resources/6002127_0000_ENG_A_W.PDF
- Fluke Biomedical, “Introduction To Electrical Safety Testing part I: white paper”, www.flukebiomedical.com, https://www.flukebiomedical.com/sites/default/files/6004694_0000_eng_a_w.pdf
- John G. Webster, Medical Instrumentation application and design, John Wiley & Sons Ltd, 1997
Credits
- Image by macrovector on Freepik
- Image by mamewmy on Freepik
- Image by mamewmy on Freepik